cw // mature content , cheating

Alula turun dari mobilnya setelah memarkirkannya di pelataran parkir di gedung kantor suaminya, Gavra. Ia membawa tas bingkisan yang berisi kotak bekal yang sudah ia siapkan sebelum berangkat mengantar kedua anaknya ke sekolah. Alula melangkahkan kakinya memasuki lobby kantor Gavra dan berjalan menuju meja resepsionis nya untuk menanyakan apakah Gavra ada jadwal meeting atau tidak.

Setelah memastikan Gavra sedang tidak sibuk, Alula segera naik lift menuju lantai 20 tempat dimana ruang kerja Gavra berada. Selama menunggu lift membawanya naik ke atas, ia tersenyum kecil memperhatikan bingkisan kotak bekal yang ia bawa. Berhubung sudah beberapa hari ini ia tidak bertemu dengan suaminya dan Alula benar-benar merindukan Gavra.

Ting!

Bunyi dentingan lift telah berbunyi, menandakan bahwa lift nya sudah sampai di lantai yang ia tuju. Lantai 20 cukup sepi hanya ada 3 ruangan yang tertutup yang salah satunya ruang kerja Gavra yang berada di ujung lorong, hampir tidak terlihat. Ia tersenyum kepada salah satu karyawan yang berlalu lalang sambil melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Gavra yang sudah sangat ia hafal posisinya, karena tak jarang Gavra juga mengajak Sang istri untuk menemaninya.

Anghh..anghh! Terus sayanghhh ahhh!

Suara desahan perempuan memekakan telinga Alula yang membuat langkahnya langsung terhenti. Tangannya yang baru saja hendak membuka pintu ruangannya pun terpaksa ia turunkan kembali mendengar suara yang sangat amat tidak senonoh didengar di tempat umum seperti ini masuk ke dalam indra pendengarannya. Alula menelan salivanya sulit, tangannya bergetar hebat berusaha menahan tangisannga yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.

Ia memegangi gagang pintunya dan sedikit mendorongnya agar terbuka sedikit, Alula tidak ingin masuk hanya ingin melihat apakah benar suaminya berselingkuh atau tidak. Alula mengintip dari balik pintu, dan melihat siapa yang melakukan hal senonoh di dalam kantor seperti ini. Reflek menutup mulutnya karena keterkejutannya melihat Gavra dan Mela, sekretaris barunya sedang berhubungan serta bercumbu panas di atas sofa ruangan Gavra.

Air mata Alula lolos membasahi pipinya, lalu ia segera berlari menuju lift setelah kembali menutup pintunya. Ia memegangi tas bingkisan yang harusnya di berikan untuk suaminya namun ia urungkan. Alula segera masuk ke dalam lift dan menumpahkan tangisannya dengan kuat berhubung tidak ada siapapun di dalam lift. Ia tidak peduli dengan CCTV yang mengawasinya.

“Gila! Manusia paling menjijikan itu suami gue sendiri, Lul lo sadar dong,” gumamnya di tengah tangisannya.

“Brengsek! Kunci kek pintunya bajingan!”

Alula harus berhenti menangis dan mengembalikan wajah cerianya karena setelah ini ia harus makan siang dengan ibu mertuanya, yang tidak lain ibu dari Gavra.

You better go to hell, Mela.