cw // mature slightly , kissing

Sesampainya di rumah Gavra memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, ia segera turun dari mobil dan melangkah dengan terburu-buru masuk ke dalam rumah. Setelah melepaskan sepatunya ia segera berjalan ke arah kamarnya dengan Alula.

Ia memutar kenop dan membuka pintunya, menampilkan Alula yang menggunakan Lingerie gown berwarna hitam mengkilap duduk di depan meja rias. Sadar akan keberadaan Gavra yang mematung di ambang pintu kamar, Alula menoleh dan menaikkan satu alisnya heran karena Gavra yang menatapnya tak berkedip

Why are you looking at me like that? Is it weird?” Alula bertanya sambil merapikan meja riasnya yang cukup berantakan.

It almost 6 years, dan aku masih tetep gabisa berkata apa-apa kalo kamu pake baju ini,” ucap Gavra sambil melangkah masuk ke dalam kamar setelah menutup pintu kamarnya, lalu ia duduk di tepi kasur.

Alula berdiri dari kursi yang ia duduki dan berbalik badan menghadap Gavra yang duduk seperti foto yang tadi ia kirimkan lewat pesan. Alula melangkah perlahan menghampiri Gavra, namun dengan cekatan Gavra meraih lengan Alula dan menariknya duduk di atas pangkuan. Alula membelalakan matanya terkejut saat ia berhasil duduk di atas paha suaminya itu.

Gavra melingkarkan satu tangannya di pinggang Alula yang terlihat ramping walaupun sudah memiliki satu anak. Ia tetap menjaga berat badannya dengan baik. Alula melingkarkan kedua tangannya di leher Gavra dan menatap Gavra lekat-lekat.

And now you have your seat back, baby.” Gavra berbisik dan perlahan mengecupi leher putih nan mulus milik Alula. Membuat kupu-kupu di perut Alula mulai berterbangan.

Alula meremas pelan rambut Gavra, memejamkan matanya menikmati setiap kecupan yang Gavra berikan di leher serta bahunya. Gavra menyingkirkan rambut panjang Alula agar memberi kebebasan untuk aktivitasnya di leher Alula.

“Aily udah tidur kan?” Gavra bertanya dengan suara rendahnya, membuat Alula merinding mendengarnya. Alula mengangguk menanggapi pertanyaan Gavra tanpa mengeluarkan suara.

Gavra menangkup pipi kanan Alula dan langsung menempelkan bibirnya dengan bibir ranun Alula. Bibirnya menyapu permukaan bibir Alula dengan lembut, melumat setiap inci bibir Alula hingga tak ada yang tersisa. Alula pun mulai membalas ciuman Gavra perlahan, tidak menuntut. Jemari lentiknya menyisiri rambut Gavra yang mulai panjang.

Ia menekan tengkuk Alula guna memperdalam lumatannya. Lenguhan pelan keluar dari mulut Alula saat Gavra yang menggigit-gigit kecil bibirnya. Tangan Gavra terulur menurunkan tali Lingerie gown di bahu kanan nya, membuat bahu mulus dengan satu tattoo yang menjadi spot favorit Gavra itu terekspos. Tak hanya satu tali yang Gavra turunkan namun keduanya, membuat tubuh bagian atas Alula sedikit terbuka.

Ciuman Gavra mulai turun ke rahang dan menghujani leher Alula dengan kecupan-kecupan ringan. Sesekali membuat tanda kemerahan disana. Gavra mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Alula membuat Alula semakin mendempet ke badannya.

Alula perlahan menarik kaos hitam yang digunakan Gavra ke atas untuk melepaskannya, lalu melemparnya ke sembarang arah. Alula mengusap dada bidang Gavra yang sudah tidak lagi tertutup sehelai kain. Gavra menghentikan aktifitasnya lalu membiarkan Alula yang mulai mengecupi rahang tegas Gavra serta lehernya.

Naughty baby, huh?” ucap Gavra dengan suaranya yang semakin rendah.

Alula pun tak mau kalah, ia memberikan beberapa tanda kemerahan di leher serta bahu kekar Gavra, membuat Gavra kewalahan dibuai istrinya. Gavra yang sudah tak tahan lagi menahan sesuatu dibawahnya pun langsung mengangkat badan Alula dan memutar posisinya sambil menjatuhkan badan Alula di atas kasur. Ia langsung naik dan menindih badan Alula yang masih saja terlihat mungil di mata Gavra.

Gavra kembali menciumi leher Alula serta Tattoo di bahunya. Ia semakin menurunkan tali Lingerie gownnya sehingga bagian dada Alula yang tidak tertutup apapun itu terekspos. Ciumannya pun turun ke bagian dada Alula dan ia memberi tanda kemerahan juga disana.

“AYAH!! IBU!!!” panggil seorang anak perempuan sambil membuka pintu kamarnya.

“AILYYYY!!!!” Gavra dan Alula sama sama berteriak dan segera memisahkan diri.

“Ayah sama ibu lagi ngapainnn ih?” Tanya Aily yang masih berdiri di ambang pintu.

Gavra dan Alula sama-sama merapikan pakaiannya. Gavra mengambil kaos hitamnya yang tergeletak di lantai lalu langsung mengenakannya dan langsung menghampiri Aily. Gavra menggendong Aily keluar dari kamarnya lalu menoleh sekilas ke arah Alula yang menutup rapat bibirnya.

Tomorrow I will make you unable to walk, my wife,” Gavra berbicara dengan penuh tekanan sebelum mengantarkan Aily kembali ke kamarnya.