Grow Old With Me, Will You?

cw // kissing

Sepulangnya dari rumah sakit, Gavra mengajaknya berkeliling Kota Bandung terlebih dahulu. Walaupun hanya di dalam mobil, karena ia tidak mengizinkan Alula untuk berjalan kaki terlalu lama jadi hanya duduk manis di dalam mobil menikmati pemandangan dari dalam mobil saja. Alula tidak menolak dan mengikuti apa yang dilarang oleh Gavra, toh ia masih berstatus sebagai suaminya.

Perlahan Gavra melipir ke tepi jalanan yang tidak cukup ramai, Alula yang kebingungan menoleh menatap Gavra dengan tatapan bingung. Gavra melepas sabuk pengamannya dan merubah posisi duduknya menjadi menghadap ke arah Alula di samping kirinya.

“Kenapa? Kok berhenti disini?” Alula bertanya dengan nada bingung. Gavra perlahan mengulurkan tangannya dan meraih tangan kanan Alula dan mengusap-usap punggung tangannya lalu mengecupnya.

“Bareng sama aku terus sampai tua ya? Maaf aku belum bisa kasih kebahagiaan buat kamu dan malah kasih kamu banyak luka. Terima kasih udah bertahan selama ini sama anak kita, aku sayang banget sama kamu, Lul. Tolong jangan pergi tinggalin aku,” Gavra menunduk seperti memohon sambil menangkup tangan kanan Alula dengan kedua tangannya. Perlahan bahunya pun bergetar, Gavra menangis sesegukkan.

“Hey? Kok nangis sih? Aku ga akan pergi ninggalin kamu lagi mas, maaf keputusan aku untuk pergi kemarin nyakitin kamu. Aku tau aku egois dan mementingkan diri sendiri. Penyebab luka buat aku kan bukan kamu, kamu sumber kebahagiaan aku ditambah anak kita nanti. Grow old with me, will you?” Alula mengusap rambut dan punggung Gavra berusaha menenangkan.

Gavra menegakkan kepalanya dan menatap mata Alula lamat-lamat. Ia menangkup pipi kanannya dan mengusap-usap nya lembut. Alula membalas tatapan mata Gavra yang memerah akibat menangis, ia mengulurkan tangannya mengusap jejak air mata di pipi Gavra dengan ibu jarinya. Perlahan Gavra mempersempit jarak diantara wajahnya dengan Alula, semakin dekat hingga Alula dapat merasakan deru nafas Gavra menyapu permukaan kulit wajahnya. Detak jantung keduanya yang berdegup lebih cepat dari biasanya pun dapat mereka rasakan masing-masing.

Of course I will, you already know the answer baby,” Gavra berbisik sebelum akhirnya bibirnya menyentuh bibir tebal Alula.

Alula memejamkan matanya sambil meneteskan satu bulir air mata yang sedari tadi sudah ia tahan di pelupuk matanya. Tangannya beralih melingkar di leher Gavra dan mulai membalas lumatan lembut yang Gavra berikan di bibirnya. Keduanya saling menautkan bibir dengan lumatan-lumatan lembut saling menyalurkan rasa rindu yang sudah tertahan selama ini.

Gavra mengulurkan tangan kirinya mengusap perut buncit Alula tanpa melepaskan tautan nya. Ciuman lembut perlahan berubah menjadi ciuman yang lebih dalam dan menuntut. Gavra lebih menekan kepalanya membuat Alua sedikit kewalahan mengimbangi ciuman Gavra. Elusan Gavra perlahan naik ke arah dada sintal Alula dan membuka dua kancing teratas dari blouse Alula. Alula menepuk bahu Gavra saat pasokan oksigen di paru-parunya menipis agar melepaskan ciumannya. Gavra yang mengerti isyarat Alula pun langsung melepaskan tautan nya dan beralih memberikan kecupan ringan pada rahang hingga leher Alula.

“Eumhh..Gav ini dimobil,” lenguhan pelan pun sudah tidak bisa di tahan lagi oleh Alula.

Gavra tidak menggubris perkataan Alula dan tetap melanjutkan aktifitasnya pada leher putih Alula yang polos, ia dengan cepat memberikan tanda kemerahan yang cukup banyak di leher Alula. Sudah menjadi kebiasaan Gavra jika melihat leher Alula yang bersih dan mulus itu. Alula menggigit bibir bawahnya dan meremas kuat bahu Gavra saat ciumannya turun hingga ke dadanya yang sudah terbuka.

“Sayang..kita diluar loh,” Alula berbicara dengan nada pelan lalu ia kembali menggigit bibir nya saat tangan kekar Gavra meremas dadanya pelan.

Gavra menghentikan aktifitasnya dan menegakkan kepalanya dan menatap ke arah bibir Alula yang digigit sehingga terlihat membengkak. Ia kembali menarik tengkuk Alula dan mencium bibirnya perlahan. Gavra kembali memberikan lumatan hingga menimbulkan benang saliva diantara kedua bibir mereka. Perlahan Gavra melepaskan ciumannya dan mengecup hidung Alula singkat.

Don’t bite your lips, It’s my job. I'll continue when we’re get home,” Gavra mengusap pipi Alula dan kembali mengacingkan blouse Alula yang terbuka.

“Aku lagi hamil mas!!!”